Surat Terbuka Pemangku Adat
Negara Kesatuan Adat Lemunesia
Untuk Warga Negara Tetangga
Salam Markonah!
Makmur, Tanpa Onar, dan Amanah.
Kepada tetangga gaib kami, warga Republik Indonesia.
Perkenalkan, Nama saya Rango Yatmerak. Saya adalah Pemimpin Adat Negara Kesatuan Adat Lemunesia (NKAL). Tapi memang dasar rakyat saya suka sekali mempelesetkan, jadinya mereka menyebut Negara Kesatuan Adat Lawaknesia (NAKAL). Dasar warga kurang ajar.
Namun begitu-begitu, di negara saya, mereka tidak boleh main hantam, main kekerasan fisik sesuka hati. Bila melanggar aturan begitu, malamnya bisa langsung hilang. Dijemput oleh Algojo Raja-Raja, dengan kendaraan cheetah robot mereka. Besok pagi, Anda akan berakhir di Pulau Sarang Ular.
Sekali lagi, nama saya Rango Yatmerak. Saya adalah Pemangku Adat di NKAL.
​
​
Anda mungkin bingung akan banyak hal. Pertama, apa itu Pemangku Adat? Kedua, negara macam apa pula itu NKAL? Ketiga, kenapa selama ini kalian tak pernah melihat negara kami di peta? Sampai ngaku-ngaku tetangga! Keempat, kenapa hededeh jika dibalik tetaplah hededeh? Begitu pula wadidaw. Hededeh ini kasur nababan rusak ini wadidaw.
​
Baiklah, tanpa berpanjang-panjang, tanpa bertele-tele seperti birokrasi dan segala urusan di negara kalian, maka, akan saya jawab satu per satu. Sebelum itu, ini saya hidangkan satu truk durian tanpa biji. Eits, bangsa kami sudah maju. Teknologi pertanian kami sudah memungkinkan untuk memproduksi buah dan sayuran, tanpa pakai biji lagi. Jadi Anda tidak bisa mengambil biji durian kami untuk menanamnya di negara kalian.
​
Eits, tidak hanya itu, di negara kami, bangunan itu tidak ada. Yang ada, kami tinggal di pohon-pohon raksasa menjulang. Teknologi kami membuat rumah-rumah kami bisa menyatu dengan pohon. Anda tidak bisa membayangkannya, bukan? Eh, malah ini jadi bertele-tele, ya? Ya sudah, Anda kan sudah terbiasa toh? Viral dulu baru diurus, ribet dulu baru diselesaikan? Nah. Baiklah, mari kita lanjut.
Pertama, soal jabatan Pemangku Adat. Di negara kami, ada dua pemimpin. Raja Utama dan Pemangku Adat. Kami duet gitulah. Nah, Raja Utama itu posisinya ya tukang perintah-perintah gitu. Meski seringnya hanya jadi pajangan saja. Sementara saya Pemangku Adat, mirip-mirip seperti Perdana Menteri. Tambah bingung kan Anda? Mampus. Bukan urusan saya. Anda bukan rakyat saya.
​
Nah, sekarang saya sama si Raja Utama ini lagi bermasalah. Negara terbelah. Dia mau ambil negara ini semua. Songong sekali. Padahal kalau tidak ada saya, cuih, dia dan keluarganya tak bisa tuh hidup enak di The Great Goljonk.
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
Sebentar lagi, di negara kami dilaksanakan Hari Bebas Bicara. Hari di mana siapa pun bebas bicara apa saja: mengkritik, menghina, memfitnah, membongkar aib, jadi whistle-blower, jadi netijen nyinyir, jadi tukang kirim meme, pokoknya bebas. Hebat kan? Sepanjang tahun, mereka dilarang bicara, tapi ada satu hari di mana kami membebaskan semua ucapan keluar dari mulut-mulut jahat tiap warga.
​
Berbanding terbalik dengan negara Anda, bukan? Yang tiap hari boleh bicara, tanpa takut kena ninu-ninu, tanpa takut kena cancel selebritis atau SJW kabupaten, atau tanpa takut kena tendang dari grup WA keluarga besar—yang suka pamer prestasi anaknya masing-masing itu.
​
Kedua, negara macam apa itu NKAL? Kami ini, negara yang tak pernah muncul di peta dunia. Mirip-mirip Konoha dan Wakanda gitulah. Kebetulan, kami ini berada dekat sekali dengan Indonesia. Berada di arah barat daya. Kepulauan kami dilindungi oleh panel elektronik yang canggih. Jadi tak ada yang bisa mendeteksinya. Nah tuh, sekalian saya jawab pertanyaan ketiga.
​
Nah, berhubungan sebentar lagi Hari Bebas Bicara dilaksanakan di negara kami, maka, kami ingin mengundang Anda semua ke negara kami. Tapi, kami butuh seseorang untuk menyampaikan berita baik ini. Itulah kenapa kami memilih J.S. Khairen dari Indonesia.
Eits, tidak usah Anda kepedean. Kami juga memilih penulis-penulis dari negara lain, untuk membocorkan rahasia negara kami ini. Di Eropa Timur, kami memilih J.S. Khairenzky. Di Arab, kami memilih Abdul Khairen. Dan di Brasil kami memilih J.S. Khairenho.
Saya, Pemangku Adat NKAL, mewakili seluruh warga NKAL, membuka kesempatan untuk Anda study tour ke negara kami. Ingat, itu sebentar lagi. Tanggal 1 Desember. Serentak di Eropa Timur, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Kalau kata si Khairen, Khairenzky, Abdul Khairen, dan Khairenho sih pre-order. Namun itu hanyalah istilah saja. Bagi saya, itu study tour.
​
​
​
​
Ingat, kursi alias jumlah novel yang tersedia untuk PO bertanda tangan sangat terbatas. Negara saya tidak menerima banyak tamu, takut polusi. Iya, polusi. Anda berharap saya typo? Cih. Tidak, tenang saja.
Ah, bete sekali. Harusnya informasi ini bukan saya yang menyampaikan. Tujuan saya sebagai Pemangku Adat sebenarnya hanya ingin menyapa saja. Harusnya ini tugas Kementerian Teknologi dan Pertahanan Digital (KETEKGATAL).
​
Aih, memang di NKAL, nama-nama kementerian itu keren-keren. Di sinilah tugas saya, memimpin seluruh kementerian.
​
Selain KETEKGATAL, beberapa nama kementerian lain di NKAL adalah KENTANGREBUS, KESELEKSETAN, NABRAKBIS EKSTASI, PENDEKKEKAR, KENASIAL, KUMPULKEBO, PEMPEKMAHAL.
Nah coba Anda semua tebak salah satu kepanjangan dari kementerian itu (kecuali KETEKGATAL). Tulis tebakan Anda di instagram si J.S. Khairen. Kalau ada yang benar, nanti saya kasih Anda novelnya gratis plus semua merch-nya.
Kurang baik apa saya sebagai Pemimpin Adat negara tetangga Anda? Jadi, sekarang Anda mengerti kan, kenapa nama saya Rango Yatmerak?
Sudah ya. Cukup sampai di sini saja surat ini.
Empat kali empat
enam belas.
Sempat tidak sempat
enam belas.
Salam,
Dr. Rango Yatmerak
Pemangku Adat NKAL